Bangsal Menggawe: Membasaq

Bangsal Menggawe: Membasaq

Proyek Seni

Bangsal Menggawe: Membasaq adalah bagian dari Proyek Seni AKUMASSA Chronicle yang diadakan di Lombok Utara. Bangsal Menggawe diniatkan sebagai acara tahunan dan sarana bagi warga masyarakat lokal di Pemenang untuk menyalurkan ekspresi kulturalnya dalam bentuk pesta rakyat. Pesta ini secara spesifik memilih lokasi di Pelabuhan Bangsal karena lokasi tersebut menghubungkan narasi dan memori-memori warga tentang kultur kehidupan masyarakat Pemenang. Ada banyak kegiatan dan komunitas yang masih hidup hingga sekarang di Pemenang, pada awalnya, bermula di Pelabuhan Bangsal.

Pada perhelatan pertamanya di tahun 2016 ini, tema Membasaq (berarti ‘membasuh diri bersama’) diangkat dalam rangka merespon perubahan-perubahan yang tengah terjadi di Pelabuhan Bangsal sehubungan dengan pembangunan infrastruktur pariwisata saat ini, di mana masih terdapat kebutuhan dan keharusan untuk melestarikan kearifan lokal warga masyarakat Pemenang. Membasaq berangkat dari fenomena yang selama ini hidup di Pemenang, yakni masyarakat menjadikan Pelabuhan Bangsal sebagai tempat khas yang selalu dituju oleh masyarakat untuk beramai-ramai mandi di laut sebagai bagian dari tradisi lokalnya.

Selain mempresentasikan karya-karya para partisipan AKUMASSA Chronicle Lombok Utara yang berkolaborasi dengan warga Pemenang, acara Bangsa Menggawe: Membasaq juga menghadirkan pertunjukan-pertunjukan seni lainnya yang dimiliki oleh pegiat-pegiat seni lokal.

AKUMASSA Chronicle Lombok Utara diselenggarakan oleh Forum Lenteng bekerja sama dengan Yayasan Pasirputih, pada 19 Januari – 28 Februari, 2016,melibatkan sebelas orang seniman dari dalam dan luar Lombok Utara serta warga masyarakat yang ada di Kecamatan Pemenang. Seniman-seniman yang berpartisipasi pada AKUMASSA Chronicle Lombok Utara, antara lain adalah Gelar Soemantri (seniman video, Jakarta); Bujangan Urban (seniman grafiti, Jakarta); Sulung Widya Prasastyo (perupa, Yogyakarta); The Broy (komikus, Surabaya/Jakarta); Ismal Muntaha (seniman lintas media, Jatiwangi); Syamsul Fajri (pegiat teater, Mataram); Baiq Ilda Karwayu (penyair, Mataram); Khairunnas Mahadi a.k.a Nash Jauna (aktor pantomim, Bima); Ahmad Saleh Tabibuddin a.k.a Asta (pegiat teater, Lombok Barat); Muhaimi (pegiat Wayang Sasak, Lombok Barat); dan Imam Hujjatul Islam (pelukis, Lombok Utara).

AKUMASSA Chronicle adalah sebuah proyek seni yang digagas oleh Forum Lenteng—dengan melibatkan seniman dari berbagai disiplin, aktivis kebudayaan, penulis, dan peneliti profesional—berfokus pada tema yang berhubungan dengan persoalan sosiokultural di masing-masing lokasi tempat proyek tersebut dijalankan. Proyek seni ini dikuratori oleh Otty Widasari (Direktur Program Pendidikan Media Berbasis Komunitas, Forum Lenteng) dan Arief Yudi (pendiri sekaligus pegiat Jatiwangi Art Factory).

akumassa Chronicle

Year
2016

akumassa chronicle

X