ARKIPEL Catch-22 – 9th Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival 2022

ARKIPEL Catch-22 – 9th Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival 2022

ARKIPEL Catch-22 – 9th Jakarta International Documentary and Experimental 2022, berefleksi pada eksperimen di ARKIPEL Twilight Zone (edisi sebelumnya) dan pemutaran rutin di Bioskopforlen, diselenggarakan dengan sederhana dan intim di Bioskopforlen, di markas Forum Lenteng. Dengan mengusung tema Catch-22 yang berangkat dari eskalasi konflik Eropa Timur dan krisis pasca-pandemi, ARKIPEL Catch-22 berupaya untuk menyelami spektrum yang mendasari konflik dan membongkar struktur yang memungkinkan eskalasinya. Rangkaian kegiatan ARKIPEL diawali oleh seremoni pembukaan festival pada 25 November 2022 di markas Forum Lenteng di Jalan H. Shibi dan penayangan empat filem pembuka dari program Kompetisi Internasional dilanjutkan dengan berbincang-bincang di festival rooftop lounge di lantai 3 Forum Lenteng.

Tahun ini ARKIPEL menerima 728 judul filem dari 76 negara. Sebanyak 20 filem lolos untuk mengikuti Kompetisi Internasional. Dua filem di antaranya berasal dari Indonesia, Mayday! May day! Mayday! (2022) karya Yonri Revolt dan Sedap Malam (Agave Amica) (2022) karya Gembong Nusantara. Secara keseluruhan festival tahun ini menayangkan sebanyak 39 filem yang terdiri dari program Kompetisi Internasional, Candrawala, Presentasi Khusus, dan Penayangan Khusus. Pada Presentasi Khusus ARKIPEL bekerjasama dengan kurator dari institusi seni kontemporer dan perhelatan filem internasional, mulai dari Abhishek Nilamber dan Laura Kloeckner (SAVVY Contemporary, Berlin), dan Ding Dawei (Beijing International Short Film Festival). Tahun ini, Candrawala, program pembacaan ARKIPEL atas kecenderungan filem Indonesia hari ini dikuratori oleh I Gde Mika. ARKIPEL turut juga menghadirkan filem Pesantren karya Shalahuddin Siregar dalam Presentasi Khusus. Penayangan spesial tahun ini menghadirkan filem Segudang Wajah Para Penantang Masa Depan (2022) karya Yuki Aditya dan I Gde Mika.

Sebagaimana niatan ARKIPEL untuk terus menyediakan ruang kritis bagi publik dan memetakan perkembangan sinema masa kini, Forum Festival yang terbagi ke dalam dua panel diselenggarakan di Bioskopforlen. Forum Festival mengundang lima orang panelis dari berbagai latar belakang untuk membicarakan “Catch-22” sebagai tema ARKIPEL tahun ini. Panel pertama berjudul “Catch-22 dalam Modernisme Negara Selatan”, yang mengundang Risa Permanadeli, seorang akademisi, penulis, dan Direktur Pusat Kajian Representasi Sosial serta JJ Rizal, sejarawan, penulis, pendiri penerbitan Komunitas Bambu, sebagai panelis. Fokus pada lingkup Modernisme Indonesia dan kawasan Asia, kawasan yang dianggap dapat menawarkan warna berbeda dari wacana dominan Modernisme Barat, panel pertama diharapkan bisa menyajikan sebuah pendedahan visioner dalam memberikan wacana tanding pada logika Catch-22 menyertai modernisme di Indonesia.

Panel kedua Forum Festival berjudul “Jejaring Produksi Kultural dan Strategi Artistik Sinema Utara-Selatan”, mengundang Akbar Yumni, penulis, seniman, kritikus filem, serta Abhishek Nilamber & Laura Kloeckner, penulis dan kurator, produser artistik di Savvy Contemporary-Berlin sebagai panelis. Berfokus di hubungan geopolitik Utara-Selatan, panel ini bertujuan untuk membedah kerja jejaring dalam menawarkan strategi artistik yang beberapa dekade terakhir ini semakin lintas-medium dan lintas-disiplin. Tawaran yang merefleksikan dilema, rasionalisasi dan dampak dari keputusan-keputusan manusia di tengah konflik, dengan kesadaran atas perkembangan teknologi medium sinema.

Pada 4 Desember 2022 di Malam Penghargaan, Mayday! May day! Mayday! (2022) karya Yonri Revolt mendapat penghargaan Peransi Award. Menyusul kemudian By The Throat (2021) karya Effi & Amir dari Belgia yang mendapatkan penghargaan Jury Award. Tahun ini para juri memutuskan untuk memberi Special Mention bagi filem Broca’s Aphasia (2022) karya Ming Yen-Su dari Taiwan. ARKIPEL Award sebagai penghargaan tertinggi diterima oleh filem The Efficiency Exhibition (2022) karya Di Hu dari Irlandia. Kelima juri yang menentukan terpilihnya filem untuk ketiga penghargaan tersebut adalah Yuki Aditya, Manshur Zikri, Shalahuddin Siregar, Risa Permanadeli dan Ding Dawei. Forum Lenteng Award tahun ini dianugerahkan kepada filem Women Minor Speculations (2021) karya Nicole Hewitt dari Kroasia. Malam Penghargaan ARKIPEL Catch-22 – 9th Jakarta International Documentary and Experimental 2022 ditutup oleh performans berjudul Turbulensi Bunyi karya kolaborasi dari dua seniman bunyi Aldo Ahmad (Sumatera Barat) dan Sabrina Eka Felisiana (Samarinda, Kalimantan Timur).

Tahun
2022

Jakarta, Indonesia

X