ARKIPEL Noli Me Tangere – 10th Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival 2023

ARKIPEL Noli Me Tangere – 10th Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival 2023

ARKIPEL Noli Me Tangere – 10th Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival 2023, berefleksi pada eksperimen di ARKIPEL Catch-22 (edisi sebelumnya) dan pemutaran rutin di Bioskopforlen, diselenggarakan dengan sederhana dan intim di Bioskopforlen, di markas Forum Lenteng. Dengan mengusung tema Noli Me Tangere yang berangkat dari refleksi geopolitik kawasan Asia Tenggara dan 25 tahun reformasi di Indonesia, ARKIPEL Noli Me Tangere berupaya untuk membaca bagaimana Modernitas beserta tangan-tangan hantunya memengaruhi proses belajar negara bangsa di Selatan Global dan efek ulang-aliknya dengan peradaban dunia. Rangkaian kegiatan ARKIPEL diawali oleh seremoni pembukaan festival pada 24 September 2023 di markas Forum Lenteng di Jalan H. Shibi dan penayangan satu filem pembuka dari program Kompetisi Internasional berjudul Broken View karya Hannes Verhoustraete (Belgia) dilanjutkan dengan berbincang-bincang di festival rooftop lounge di lantai 3 Forum Lenteng.

Tahun ini sebanyak 31 filem lolos untuk mengikuti Kompetisi Internasional. Tiga filem di antaranya berasal dari Indonesia, Ritual Belahan IV: Bauran (2022) karya Robby Ocktavian, Periphery of The Wind (2022) karya Reza Kutjh, dan Ghost Light (2021) karya Timoteus Anggawan Kusno. Secara keseluruhan festival tahun ini menayangkan sebanyak 44 filem yang terdiri dari program Kompetisi Internasional, Candrawala, Presentasi Khusus, dan Penayangan Khusus. Pada Presentasi Khusus ARKIPEL bekerjasama dengan kurator dari institusi pengarsipan filem-filem Asia, yaitu Viknesh Kobinathan dan Natalie Khoo (Asian Film Archive, Singapore). Tahun ini, Candrawala, program pembacaan ARKIPEL atas kecenderungan filem Indonesia hari ini dikuratori oleh Dini Adanurani. ARKIPEL turut juga menghadirkan filem Candikala, platform terbaru Forum Lenteng yang mempelajari budaya visual Indonesia pra-kolonial dalam Presentasi Khusus. Penayangan spesial tahun ini menghadirkan tiga filem yang diproduksi kelas belajar eksperimentasi visual Milisifilem Collective angkatan VI – Edelweiss. Filem-filem yang diproduksi Milisifilem Collective merespon tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer dan dibingkai dalam program Proyek Minke.

Sebagaimana niatan ARKIPEL untuk terus menyediakan ruang kritis bagi publik dan memetakan perkembangan sinema masa kini, tahun ini kerjasama spesial dihadirkan oleh Forum Lenteng dan SAVVY Contemporary, organisasi kultural-seni di Berlin yang fokus pada diseminasi pengetahuan Selatan Global. THINK WELL, sebuah simposium dari platform United Screens SAVVY yang berfokus pada sirkulasi sinema alternatif, akan diadakan di Puncak, Bogor, bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. Pada edisi keempatnya, simulasi permainan THINK WELL digodok oleh tim United Screens (Abhishek Nilamber, Laura Kloeckner), Forum Lenteng (Otty Widasari, Manshur Zikri, Adi Osman, dkk), dan Pekko Koskinen. THINK WELL Empat: Kelindan Dalam Sedulur berencana mewujudkan semangat dan praktik ‘nongkrong’ dan ‘sedulur’ yang merupakan terma lokal untuk menandingi wacana distribusi sinema arus utama hari ini. Tamu yang didatangkan untuk perhelatan ini berasal dari filmmaker, kurator, programmer, distributor, akademisi, penerbit yang datang dari Colombia, Panama, Pakistan, Palestina, Tunisia, Mesir, Jordania, Tanzania, Sudan, Lebanon, India, Iran, Singapore, Thailand, Taiwan, Filipina, Indonesia dan beberapa negara Eropa. Kehadiran tamu-tamu selama festival ini memberikan pandangan reflektif dan kritis bagi diskusi pasca-pemutaran filem di ARKIPEL Noli Me Tangere.

Pada 1 Oktober 2023 di Malam Penghargaan, Will You Look At Me (2022) karya Shuli Huang (China) mendapat penghargaan Peransi Award. Menyusul kemudian The Porters (2023) karya Sarah Vanagt dari Belgia yang mendapatkan penghargaan Jury Award. Tahun ini para juri memutuskan untuk memberi Honorary Mentions bagi filem R21 AKA Restoring Solidarity (2022) karya Mohanad Yaqubi dari Palestina dan Mangosteen (2023) karya Tulapop Saenjaroen. ARKIPEL Award sebagai penghargaan tertinggi diterima oleh filem An Asian Ghost Story (2023) karya Bo Wang dari Hong Kong dan Belanda. Kelima juri yang menentukan terpilihnya filem untuk ketiga penghargaan tersebut adalah Hafiz Rancajale, Laura Kloeckner, Ronny Agustinus, Risa Permanadeli dan Afrian Purnama. Forum Lenteng Award tahun ini dianugerahkan kepada filem An Asian Ghost Story (2023) karya Bo Wang. Malam Penghargaan ARKIPEL Noli Me Tangere ditutup oleh keakraban para tamu internasional THINK WELL EMPAT, para juri, filmmaker, penonton dan anggota Forum Lenteng di lounge festival.

Tahun
2023

Jakarta, Indonesia

X