Sebagai salah satu program penayangan filem bulan Maret, Indicinema Bandung bekerjasama dengan Milisifilem Collective menayangkan “Proyek Filem Hitam-Putih” disertai sesi diskusi bersama salah satu realisator proyek filem, Dhanurendra Pandji, pada Jumat, 6 Maret 2020. Sesi diskusi ini merupakan penutup program penayangan “Proyek Filem Hitam-Putih” yang telah berlangsung sejak 2 hari sebelumnya. Pemutaran filem berlangsung di studio Indicinema Bandung yang terletak di lantai 3, Gedung Bale Moketar Padjajaran. Meski hujan, 20 penonton datang pada pemutaran filem yang disertai sesi diskusi tersebut. Di antaranya merupakan pengunjung baru, tutur Minfadly Robby, selaku manajer Indicinema Bandung. Sebagian besar adalah anggota aktif Liga Film Mahasiswa, sebuah organisasi berbasis komunitas yang didirikan oleh mahasiswa ITB. Sebagian lainnya datang dari berbagai kalangan, baik yang berkegiatan di bidang filem, maupun pengunjung yang lebih awam. Menurut Damar Bagasworo, programmer Indicinema Bandung, “Proyek Filem Hitam-Putih” ini penting untuk ditayangkan, sebab, baginya, proyek filem ini menawarkan kesegaran, baik dari bentuk, juga metode produksi karya visual. Selepas pemutaran, Dhanurendra Pandji berbagi pengalaman singkat mengenai proses belajar di Milisifilem Collective beserta implikasinya terhadap proyek filem yang baru saja ditayangkan. Ia menjelaskan bagaimana Milisifilem sebagai kelompok belajar menekankan pada aspek ketubuhan dan intensitas. “Selama 6 bulan kami belajar visual, kami tidak diperbolehkan untuk menyentuh kamera sebelum kami mengalami proses produksi visual yang bersifat fisik, dari yang paling dasar seperti nirmana, sketsa, hingga praktik kolase,” jelas Pandji. Seorang partisipan diskusi menayakan perihal alasan mengapa pendekatan yang dilakukan Milisifilem justru lebih mengarah pada praktik “seni rupa” ketimbang “filem”. Pandji menjelaskan, bahwa distingsi itu perlu dipertanyakan kembali. Menurutnya, pendekatan yang dilakukan Milisifilem adalah metode yang paling dasar untuk memahami visual, sehingga, diharapkan partisipannya dapat sedemikian artikulatif, baik dalam pembacaan pun dalam produksi visual. Metode ini, jelasnya, adalah tawaran alternatif dalam mengisi kekosongan yang ada pada institusi pendidikan formal di Indonesia. Sebagai penutup diskusi, Damar memberikan penghargaan bagi penanya favorit, serta menyerahkan penonton agar dapat melanjutkan sesi diskusi di luar dengan lebih cair. Program penayangan “Proyek Filem Hitam-Putih” kali ini adalah presentasi publik yang keduakalinya di Bandung setelah penayangan pertama pada tahun 2018. Teks: Dhanurendra Pandji Tahun Bandung, Indonesia
2020
Penayangan Proyek Filem Hitam-Putih di Indicinema, Bandung