Ambien Cr Generic Online Buy Ambien Overnight Cheapest Zolpidem Tartrate Buying Ambien Cr Online

Proyek Kalkuta oleh Milisifilem Collective di JOFFIS 2024

Proyek Kalkuta oleh Milisifilem Collective di JOFFIS 2024

Proyek Kalkuta merupakan proyek seni singkat yang diadakan oleh MILISIFILEM Collective bagi 9 partisipan angkatan ke tujuh, Teratai, dengan masa persiapan yang berlangsung selama 3 bulan yang akan dipresentasikan pada pameran Jogja Fotografis Festival 2024 (JOFFIS). Berangkat dari studi film, secara bersama-sama para peserta menonton ketiga film dari Trilogi Kalkuta yang disutradarai oleh Mrinal Sen (Interview (1971), Calcutta 71 (1972), dan Padatik (1973)). Setiap partisipan mengurai masing-masing tangkapan yang mereka dapat dari trilogi film tersebut, dan menerjemahkannya secara visual dengan menggambar, yang dibagi menjadi basis citra dan basis teks. Dari jumlah kertas yang masif, 10 karya setiap partisipannya (90 citra), para partisipan memiliki karya yang berbeda-beda, namun disatukan oleh sebuah medium yaitu pensil di atas kertas. Gagasan pada masing-masing peserta dipertemukan dan diuji kembali pada pertemuan rutin. Merespons tema matriks yang diusung oleh JOFFIS, para partisipan membedah film Trilogi Kalkuta dan menjadikannya matriks data. Matriks data dalam karya-karya tersebut kemudian menghasilkan matriks baru berupa gambar di atas kertas.

Secara rutin, para partisipan menjaga keintensifan kerja-kerja mereka dengan melakukan pertemuan seminggu sekali. Dengan pemahaman dan latar belakang yang berbeda-beda mereka berkumpul, menunjukkan karya satu-persatu, dijejerkan, disusun, dan diseleksi sesuai dengan komposisi visual yang sekiranya cocok dan koheren. Hal itu membutuhkan mengingat hasil visual dari para partisipan yang berbeda, hingga metode pengkaryaan dari masing-masing partisipan yang beragam pula. “Pemetaan dan bahasa, dua alat yang memediasi kehidupan sehari-hari ini selalu memikul keberpihakan yang memperlihatkan kompleksitas relasi kuasa dan dinamika realitas. Mereka tersembunyikan melalui skala, ukuran dan representasi yang selektif.” Kutipan catatan kuratorial tersebut menggambarkan bahwa gagasan dari proyek Kalkuta menekankan pada penuturan bahasa baru dari narasi-narasi kecil individu. Narasi-narasi kecil ini akan menjadi sesuatu yang masif apabila digabung dan dijadikan satu. Narasi kecil inilah yang menjadi alternatif dari bahasa tutur yang selama ini mendominasi kehidupan sehari-hari.

Pada tanggal 16 Agustus 2024, para partisipan berangkat ke Yogyakarta. Keesokan harinya, para partisipan bersama-sama menyusun karya-karya mereka dengan teliti. Perencanaan pemasangan karya membutuhkan waktu satu hari. Pengukuran dinding serta pemasangan membutuhkan persiapan yang matang dan mesti terukur.  Pada 19 Agustus 2024, JOFFIS resmi dibuka. 84 dari 90 karya pensil di atas kertas berhasil dipresentasikan. Hasil kerja kolektif yang selama kurang lebih 3 bulan dikerjakan, disusun, dan dipasang secara bersama-sama menghasilkan sebuah karya yang berskala besar. Memasuki tahunnya yang kedua, tema matriks dipakai untuk menggambarkan “cara membingkai objek dengan pendekatan tertentu-menggunakan garis pembagi baris dan kolom [..] Pengertian di atas berkait-kelindan dengan domain sosial, di mana lema matriks sosial memberikan penekanan pada pemetaan atas segala interseksi yang terjadi di belakang panggung; bahwa sosialisasi (nilai, norma, kepercayaan, dan sebagainya) yang diterima individu sepanjang hidupnya akan mempengaruhi bagaimana ia berlaku dan bertindak di lingkungannya.” 

JOFFIS juga turut mengundang beberapa kolektif dan seniman lain seperti, Raqs Media Collective, Total Refusal, Forensic Architecture, dan lain sebagainya. Pada pameran tersebut bisa dilihat presentasi para kolektif dan seniman yang beragam untuk merespon tema Matriks yang mempunyai tawaran bertuturnya sendiri yang politis, dari penggunaan material, bentuk sampai teknologi. Hal inilah yang pula ditunjukkan oleh Angkatan Teratai. Pencarian atas bahasa untuk membingkai suatu isu ataupun objek, untuk disampaikan kepada masyarakat umum menjadi sesuatu yang penting. Proyek Kalkuta memberikan tawaran bahasa yang universal untuk menjadikan pembaca dalam dan luar untuk memahami bagaimana narasi kecil juga punya pengaruh yang kuat apabila disatukan. Partisipan-partisipan dalam Proyek Kalkuta terdiri dari: Aldhila Pamungkas, Ananta Wijayarana, Dahlan Khatami, Dyah Nindyasari, Rahmania Nerva, Riyan Putra Jaya Kelana, Nur Ilham Natsir, Tuba Fallopi, dan Wildan Iltizam Bilhaq.



Tahun
2024

Yogyakarta, Indonesia

X