{"id":3301,"date":"2019-01-07T05:26:44","date_gmt":"2019-01-06T22:26:44","guid":{"rendered":"http:\/\/forumlenteng.org\/?page_id=3301"},"modified":"2019-01-07T05:28:53","modified_gmt":"2019-01-06T22:28:53","slug":"arkipel-2","status":"publish","type":"page","link":"https:\/\/forumlenteng.org\/id\/arkipel-2\/","title":{"rendered":"ARKIPEL"},"content":{"rendered":"[divider type=”thin” text=”Go to top” full_width=”yes” width=”1\/1″ el_position=”first last”] [blank_spacer height=”30px” width=”1\/1″ el_position=”first last”] [spb_text_block title=”Tentang ARKIPEL” pb_margin_bottom=”no” pb_border_bottom=”no” width=”1\/1″ el_position=”first last”]\n
Kata ARKIPEL diambil dari kata\u00a0archipelago<\/em>\u00a0yang merujuk pada istilah bahasa Indonesia, \u2018nusantara\u2019 yang muncul sejak awal abad ke-16. Nusantara yang merupakan gugusan ribuan pulau ini menyimpan sejarah panjang tentang globalisasi baik secara politik, budaya dan ekonomi. Lebih dari 500 tahun lalu, wilayah ini menjadi tujuan utama bagi para penjelajah Barat untuk menemukan wilayah-wilayah baru untuk dikuasai atau sebagai rekanan dunia dagang. Selain bangsa Eropa, bangsa Timur (Cina, Arab, dan India) telah menjadikan kawasan Nusantara ini sebagai tujuan penjelajahan dalam misi-misi dagang mereka seperti rempah-rempah dan sutra. ARKIPEL \u2013 Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival digagas oleh\u00a0Forum Lenteng<\/strong><\/a>\u00a0untuk membaca fenomena global dalam konteks sosial, politik, ekonomi dan budaya melalui sinema. Melalu media filem yang diharapkan dapat melihat, bagaimana sinema berperan dalam menangkap fenomena masyarakat global, baik dalam konteks estetika maupun konteks sosial-politiknya melalui bahasa dokumenter dan ekperimental.<\/p>\n ARKIPEL diniatkan untuk dapat menghadirkan filem dokumenter berkualitas (bukan dokumenter televisi) dan capaian eksperimentasi dalam sinema kepada penonton Indonesia, Asia Tenggara dan Internasional. Selain itu, festival ini akan selalu melihat perkembangan bahasa sinema secara kritis, terlepas dari terminologi \u201csinema industri\u201d atau \u201csinema independen\u201d. Untuk itulah, ARKIPEL akan selalu menghadirkan wacana kritis dalam melihat perkembangan sinema melalui program kuratorial, simposium, dan kuliah umum untuk menambah wawasan tentang perkembangan estetika sinema mutakhir.<\/p>\n[\/spb_text_block] [spb_row row_bg_type=”image” parallax_image_height=”content-height” parallax_image_movement=”fixed” parallax_image_speed=”0.5″ parallax_video_height=”window-height” parallax_video_overlay=”none” row_overlay_opacity=”0″ width=”1\/1″ el_position=”first last”] [blank_spacer height=”30px” width=”1\/1″ el_position=”first last”] [spb_text_block pb_margin_bottom=”no” pb_border_bottom=”no” width=”1\/1″ el_position=”first last”]\n