69 Performance Club Edisi ke-15-Blackbox: Autoplay

69 Performance Club Edisi ke-15-Blackbox: Autoplay

69 Performance Club kembali menghadirkan seri performans edisi ke-15 di GoetheHaus Jakarta pada Minggu, 23 Juni 2019. Dikuratori oleh Hafiz Rancajale beserta asisten kurator Anggraeni Widhiasih, seri ini mengambil tema Blackbox: Autoplay yang terdiri atas delapan karya seni performans oleh sembilan partisipan 69 Performance Club dan turut serta mengundang Ridwan Rau Rau, seniman performans yang telah aktif dalam ranah seni performans Indonesia selama 15 tahun ke belakang. Karya yang ditampilkan adalah Study on Sanja Iveković: Practice Makes A Master karya Pingkan Persitya Polla, Lines Formation No. 1 karya Dhanurendra Pandji, Tempo Panggung karya Manshur Zikri, Untitled karya Ridwan Rau Rau, Samar karya Robby Ocktavian dan Syahrullah, Hello Red karya Maria Deandra dan Taufiqurrahman, Merah Jambu karya Prashasti Wilujeng Putri, dan Exit Status Ratio 3:2 karya Otty Widasari dan Kelompok Teater. Seri ini menghadirkan persoalan ruang black box dan praktik-praktik performans di dalamnya yang membuka kemungkinan bagi para partisipan untuk menjelajahi ruang seni pertunjukan menggunakan tubuh, bunyi, cahaya, objek, komposisi, ruang gelap, dan kehadiran (serta ketidakhadiran), bermain dengan aturan-aturan ruang black box beserta pelanggaran-pelanggarannya, lalu kemudian menjadikan permainan tersebut menjadi bahasa dalam karya performans mereka.

Black box telah menyandang statusnya sebagai ruang spesial dalam seni pertunjukan. Seni pertunjukan yang digelar dalam ruang black box terbingkai menjadi karya seni yang istimewa yang kemudian memunculkan seperangkat aturan dalam ruang black box, menciptakan kondisi di mana seni pertunjukan harus dinikmati dengan kaidah dan cara-cara tertentu, memasang jarak antara penampil dan penonton. Namun, dalam perkembangannya, praktik pertunjukan dalam seni kontemporer telah banyak mencoba menerobos aturan dan kondisi tersebut, menelisik dan menjajaki berbagai kemungkinan permainan dalam ruang black box. Permainan ini tak jarang menjadi praktik yang menghancurkan sekat-sekat antara penampil dan penonton. Eksplorasi tubuh, objek, cahaya, bunyi, dan ruang dalam black box ini diharapkan dapat terkonstruksi menjadi suatu bahasa yang puitik dalam karya-karya seni performans.

Bulan depan, seri performans 69 Performance Club akan kembali hadir dengan tema yang berbeda dalam edisi ke-16. Para partisipan akan kembali mengikuti kelas dan persiapan performans untuk merancang konsep sesuai tema kuratorial. Konsep ini lalu dikembangkan untuk menjadi karya yang akan ditampilkan dalam seri performans 69 Performance Club yang akan datang.

Tahun
2019

Jakarta, Indonesia

X