pars pro toto—Pameran Tunggal Wahyu Budiman Dasta

pars pro toto—Pameran Tunggal Wahyu Budiman Dasta

Konsep majas “pars pro toto”—berasal dari tradisi tekstual—adalah karya berbasis proyek sekaligus pameran tunggal pertama Wahyu Budiman Dasta a.k.a. Walay yang sedang diselenggarakan di Forum Lenteng. Pameran ini dikuratori oleh Manshur Zikri. Walay mempunyai modus resepsi yang khas ketika menginterpretasi garis perspektif imajiner pada objek-objek nyata. Pada sketsa-sketsanya, kita dapat melihat bagaimana sudut-sudut dan garis-garis tampil menyimpang—namun unik—dari realitas objektif. 

Selama lebih-kurang satu bulan (Okt – Nov 2019), Walay menjejaki kembali pemahaman personal dan keterampilannya dalam mencipta garis. Ada dua bentuk yang ia dalami, yaitu kombinasi nirmana (pensil di atas kertas) dan sketsa objek (tinta cina di atas kertas). Pada karya-karya kombinasi, garis-garis dihasilkan tanpa rujukan objektif, tetapi disiplin terhadap kisi-kisi yang mengisi bidang. Sementara itu, pada karya-karya tinta cina, garis-garis hasil interpretasi subjektif atas objek riil diuntai secara bebas, mengesampingkan belenggu komposisi yang membebani bidang kertas. Kontras antara kedua model ini merupakan kata kunci untuk meninjau konstruksi polemis dari estetika yang tengah dijelajahi si seniman.

pars pro toto mencoba membingkai modus si seniman dalam memetik aspek-aspek rupa esensial dari objek-objek riil, yang diolahnya ke dalam proses mimesis yang sangat selektif. Abstraksi ala Walay lebih cenderung bekerja layaknya kerja majas tersebut di ranah teks daripada berlaku sebagai suatu intensi deformatif yang menolak pengertian asali objek-objek.

Pameran berlangsung di Forum Lenteng pada 24 Nov – 23 Des 2019.

Teks: dikutip dan ditulis ulang dari pengantar kuratorial yang dibuat oleh Manshur Zikri.

Tahun
2019

Jakarta, Indonesia

X