Pada tanggal 15-16 Juni 2023, Forum Lenteng menyelenggarakan “Ekshibisi Publik Perdana Film Esai Candikala” di Museum Nasional Indonesia 15-16 Juni 2023. Di acara ini dilakukan pemutaranpPerdana filem ‘Terakota Batujaya’ (Sutr: Hafiz Rancajale & Luthfan Nur Rochman) dan ‘Batu-batu di Ketinggian’ (Sutr: Hafiz Rancajale & Luthfan Nur Rochman) di Ruang Teater Museum Nasional Indonesia. Filem tersebut merupakan bagian dari program platform Candikala, sebuah upaya dokumentasi dan rekontekstualisasi peninggalan budaya Indonesia klasik (masa Hindu-Buddha) yang didukung penuh oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Pemutaran ini disokong penuh oleh Balai Media Kebudayaan, Indonesiana TV. Di acara ini turut dihadirkan diskusi dengan para pembicara dari pihak Candikala yang bersanding dengan para peneliti dan arkeolog profesional membedah apa yang dapat ditawarkan arkeologi pada isu-isu mutakhir dan pertautannya dengan media baru, sinema. Acara hari pertama dimulai dengan sambutan Hafiz Rancajale selaku Ketua Forum Lenteng dan sutradara film “Terakota Batujaya” yang menghaturkan terima kasih pada penonton dan Bu Ingrid Harriet Pojoh selaku istri dari almarhum Drs. Bambang Budi Utomo yang merupakan tokoh utama film. Pemutaran dimulai dengan memutar trailer program acara Indonesiana.TV dan dilanjutkan dengan film “Terakota Batujaya” sebagai sajian utama. Setelah film selesai, diskusi dengan tema “Refleksi Kritis Arkeologi dan Media Baru Hari Ini” dengan pembicara Dicky Caesario Wibowo, M.Si. (Arkeolog) dan Hafiz Rancajale (Kurator & Pembuat Film) dengan moderator Luthfan Nur Rochman dilaksanakan. Hafiz membuka dengan berbicara mengenai refleksinya terkait perkembangan seni media hari ini dan bagaimana mempertemukan riset sejarah dengan filem dan seni media dari pengalaman membuat film Terakota Batujaya. Dicky melanjutkan dengan bagaimana perkembangan ilmu arkeologi bisa menjadikannya berperan dalam memecahkan masalah kemanusiaan yang terjadi di Indonesia. Lewat studi forensik yang ia tekuni, ia mengajukan peran riset arkeologis dalam penelitian kuburan klandestin di Indonesia. Diskusi berlangsung selama 1,5 jam dengan penanya dari penonton. Jumlah penonton yang hadir hari ini terdiri dari 60 orang termasuk panitia. Acara dilanjutkan dengan sambutan Luthfan Nur Rochman yang memanggil segenap tim produksi film Candikala termasuk salah satu aktor utama Drs. Sugeng Riyanto, M.Hum. yang juga peneliti arkeologi di BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) di Yogyakarta. Pak Sugeng membagikan pengalamannya ketika membuat film esai berbeda dengan pengalamannya membuat film arkeologi yang ia buat ketika menjadi kepala Balai Arkeologi Yogyakarta. Pemutaran dimulai dengan memutar trailer program acara Indonesiana.TV dan dilanjutkan dengan film “Batu-batu di Ketinggian” sebagai sajian utama. Setelah film selesai, diskusi dengan tema “Riset Arkeologis dalam Konstruksi Filem Esai Candikala dan Penafsirannya” dengan pembicara Prof. Dr. Agus Aris Munandar, S.S., M. Hum. (Guru Besar Arkeologi Univ. Indonesia) dan Luthfan Nur Rochman (Pembuat Film) dengan moderator Anggraeni Widhiasih dilaksanakan. Luthfan membuka dengan memberikan landasan pemikiran dan metode pembuatan film dari Candikala-Forum Lenteng, apa yang berbeda dari film-film sejarah pada umumnya dan bagaimana sutradara yang berbeda membuat film dengan bentuk yang berbeda pula. Prof. Agus melanjutkan dengan presentasi berjudul “Arkeologika Citra Bergerak” yang memaparkan konsep Hindu-Buddha yang dapat diaplikasikan dalam pengambilan gambar di film. Beliau berangkat dari bagaimana cara melihat dalam ritual Hindu-Buddha dan makna religiusnya, setelah itu ia merelasikannya dengan tangkapan kamera dan penyusunan adegan. Diskusi berlangsung selama 1,5 jam dengan penanya dari penonton. Jumlah penonton yang hadir hari ini terdiri dari 70 orang termasuk panitia. Tahun Jakarta, Indonesia
2023
Ekshibisi Publik Filem Esai Candikala di Museum Nasional Indonesia