Forum Festival 2020: Zona Temaram

Forum Festival 2020: Zona Temaram

ARKIPEL – Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival di tahun 2020 ini tidak dilaksanakan secara penuh karena adanya pandemi ini. Akan tetapi, Forum Festival, yang setiap tahunnya membuka festival film ARKIPEL tetap berjalan demi berjalannya pertukaran pengetahuan, khususnya wacana tentang sinema dan kebudayaan kita. Sebagai salah satu dari seluruh rangkaian festival, FORUM FESTIVAL memiliki posisi kultural yang sangat strategis bagi ARKIPEL dalam hal saling berbagi pengetahuan filem baik di lingkup nasional maupun global.

Pada tahun 2020 ini, pandemi ini cukup menunjukkan kepada kita bahwa daya tahan zona temaram, sebagai zona abu-abu, dan juga objek kritisisme dari zona temaram, yaitu “yang modern”, runtuh. Kemudian siapa yang dapat bertahan? Bukan hanya soal kebertahanan manusia, tapi juga kebudayaannya. Dr. Hilmar Farid, seorang sejarawan yang sekarang menjabat sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, memaparkan bahwa di tengah pandemi ini butuh reorganisasi sosial untuk membangun imajinasi sosial demi kehidupan ke depan. 

Kemudian selanjutnya pada panel yang berjudul “Menavigasikan Zona Temaram Hari Ini”. Panel ini membahas situasi zona temaram kita hari ini, terutama terkait situasi pandemi dan kegagalan modernisme, serta upaya untuk menavigasikannya ke masa depan. Panel ini diisi oleh Butet Manurung, Martin Suryajaya, dan Hizkia Yosie Polimpung. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan untuk para panelis di Panel 1 ini secara garis besar merujuk pada bagaimana merespons keadaan atau situasi sekarang yang serba kacau. Menurut Butet, untuk merespon situasi, maka orang harus melek situasi dan masalah sekitar terlebih dahulu. Martin merujuk pada ekonomi yang lebih lokal, yang tidak harus tergantung oleh rantai global. Sedangkan Yosie merasa kolonialisme dan kekacauan darinya adalah sesuatu yang harus diterima telah terjadi agar kita lebih bisa fokus mengimajinasikan masa depan.

Panel kedua berjudul “Kebertahanan Ekosistem Seni dan Imajinasi Estetika Mendatang” dengan pembicara Alia Swastika, Cecil Mariani, dan Tonny Trimarsanto. Panel ini akan membahas estetika dunia yang tengah menghadapi pandemi dan infrastruktur seperti apa yang akan bertahan atau lahir ke depannya. Kemudian panel ketiga berjudul “Praktik Lensa Alternatif dalam Kritisisme Filem”. Hadir sebagai pembicara dalam panel ini adalah Dhuha Ramadhani, Intan Paramaditha, dan Seno Gumira Ajidarma. Panel ini secara garis besar mempertanyakan peran kritisisme dalam ekosistem filem, khususnya di Indonesia. 

Forum Festival 2020 – ARKIPEL Twilight Zone ini diadakan secara daring melalui zoom webinar yang juga disiarkan langsung di kanal YouTube Jurnal Footage.

Tahun
2020

Jakarta, Indonesia

X