Pada edisi ke-18 ini, 69 Performance Club mengangkat kuratorial “Sandi Kala” yang mengajak para partisipannya untuk menggali kode-kode narasi kolektif yang tercecer, terutama narasi kolektif yang tersimpan dalam teks, baik teks sebagai tulisan maupun dalam konteks yang lebih luas. Narasi ini akan dihadirkan kembali potensi performatifnya melalui teks, gerak dan bentuk serta relevansinya dengan sebaran narasi kolektif di kawasan Asia Tenggara hari ini. Pada 15 Februari 2020 di galerikertas, studiohanafi, Depok, 69 Performance Club menampilkan empat karya seni performans. Karya pertama berjudul BAUR: UNDO oleh Dhuha Ramadhani dan Robby Ocktavian. Ini adalah edisi kedua dari karya BAUR, dalam edisi kali ini Dhuha dan Robby mengupayakan penyisiran terhadap distorsi atas teks tersebut yang hadir dan diterima begitu saja di masyarakat. Menggunakan data-data digital yang sudah tersebar dari edisi sebelumnya, penyisiran disajikan dalam sebuah urutan peristiwa terbalik dalam proses telekomunikasi melalui internet. Karya kedua berjudul Irritiating Intimacy: Light and The Iron Sea oleh Riyadhus Shalihin. Karya ini adalah sebuah percobaan performatif yang bermula dari pencarian atas gagasan tentang keintiman yang pedih, berkabut, ganjil, dan asing, namun juga ada kelegaan, kehilangan dan elegi yang berada di antara nuansa ambang dan lamunan. Keintiman ini berangkat dari kisah tentang kakek Riyadh, yang berasal dari Aceh dan Nenek yang berasal dari Minangkabau. Dia kemudian merangkai fiksi ini dengan fiksi dan nostalgia lain tentang kisah dan syair Hamzah Fansuri, mentransformasi kedua kisah ini menjadi menjadi puisi tentang migrasi manusia yang terjadi, baik dengan motif perdagangan maupun politik. Karya ketiga berjudul Come To Me All Who Labor And Are Heavy Laden And I Will Give You Rest (No. 2) oleh Pingkan Polla. Dia mengangkat persoalan kerja dan bagaimana tubuh menggunakan pola yang repetitif untuk mengantar pesan. Karya performans ini mencoba untuk mempertanyakan ineransi kitab atau doktrin kebenaran absolut dengan mendekonstruksi teks kitab melalui aksi performatif. Karya terakhir adalah Nandak Ganjen Jakarta Tenggara oleh Otty Widasari and Proyek Kelompok Teaternya. Karya ini berusaha mencari cerita di lokasi yang memiliki ingatan tentang percakapan antara tubuh-tubuh komunal dengan irama yang tenggara. Pada hari itu setidaknya hadir 89 orang penonton, kebanyakan dari mereka adalah siswa sekolah menengah atas dari SMK Atlantis plus, SMK Tadika pertiwi, dan SMK Yadika 12 Limo. Tahun Depok, Indonesia
2020
SANDI KALA – 69 Performance Club di galerikertas, studiohanafi