69 Performance Club di Undisclosed Territory #11, Studio Plesungan

69 Performance Club di Undisclosed Territory #11, Studio Plesungan

Pada 9-11 November 2018 lalu, empat anggota Forum Lenteng, yakni Hanif Alghifary, Pingkan Polla, Prashasti Putri, dan Ragil Dwi Putra terlibat dalam Undisclosed Territory #11 di Studio Plesungan, Solo. Undisclosed Territory adalah sebuah festival performance art yang diadakan setiap tahunnya di Studio Plesungan, Solo, oleh Melati Suryodarmo. Festival ini dihadiri oleh para seniman performance art, aktivis seni, kurator, dan akademisi seni yang secara khusus fokus pada kajian performance art, yang datang dari berbagai negara, seperti Filipina, Thailand, Argentina, Jepang, Jerman, Irlandia dan Singapura.

Dalam rangkaian festival ini terdapat sebuah simposium yang dilaksanakan selama satu hari penuh, yang dibagi dalam beberapa diskusi panel. Salah satu panelnya berjudul “Collective Performance Art Platform as Living Library”. Dalam panel ini, Pingkan dan Prashasti, mewakili 69 Performance Club – Forum Lenteng, menyajikan presentasi tentang platform 69 Performance Club itu sendiri. Awalnya Pingkan memberikan paparan tentang organisasi Forum Lenteng, seperti bagaimana Forum Lenteng berdiri, dan titik berdiri Forum Lenteng dalam skena seni dan aktivisme di Indonesia. Selanjutnya, Prashasti memberikan paparan tentang bagaimana 69 Performance Club berdiri dan metode belajarnya sambil juga mempertontonkan video-video dokumentasi karya seni performance para anggota 69 Performance Club. Turut hadir dalam panel tersebut bersama Pingkan dan Prashasti tiga seniman performance art dari Irlandia: Sinead O’Donnel, Argentina: Graciela Ovejero Postigo, dan Studio Plesungan Solo: Melati Suryodarmo. Mereka turut mempresentasikan kerja kolektif mereka masing-masing.

Setelah diskusi panel selesai, acara dilanjutkan dengan penampilan performance art oleh seniman-seniman yang diundang. Hanif dan Ragil turut berpartisipasi sebagai seniman undangan. Hanif menampilkan suatu karya performans berjudul “Hole”. Dalam karya ini, Hanif membangun konstruksi karya dengan suara yang dihasilkan oleh penonton yang mengunyah kerupuk. Suara kunyahan itu kemudian dilanjutkan dengan suara yang dihasilkan oleh Hanif yang menghancurkan kerupuk-kerupuk yang ia bawa. Dengan proyeksi dari tangkapan kamera endoskopi, ia membuat presentasi visual yang menarik.

Kemudian, Ragil mempresentasikan karyanya yang berjudul “I Trace Myself”. Karya ini merupakan karya yang ia kembangkan dari karya performans-nya yang lama, yang berjudul “Small Field and The Table” (2016). Dalam “I Trace Myself” ini, Ragil berusaha melipat kertas dengan kakinya sambil memanggul meja, yang di atasnya terdapat beberapa gelas minyak goreng, di atas kepalanya. Ia membangun ketegangan dengan usahanya untuk tetap menjaga keseimbangan meja dan gelas minyak tetap berada di tempatnya tanpa terjatuh.

Tahun
2018

Plesungan, Jawa Tengah, Indonesia

X